Sudah hampir 1 minggu berita mengenai bencana alam yaitu jebolnya bendungan situ gintung dan jumlah korban di daerah tangerang ditayangkan oleh banyak stasiun televisi. Menurut analisa saya jebolnya bendungan situ gintung adalah kurangnya perhatian pemerintah daerah dan departemen pekerjaan umum juga instansi terkait terhadap sarana dan prasarana publik.
Bendungan situ gintung didirikan sejak zaman belanda dan sudah berumur 70 tahun dan kurangnya rehabilitasi dan rekonstruksi bendungan situ gintung. Seharusnya dan semestinya bendungan diawasi setiap hari dan di rehabilitasi setahun sekali dan di rekonstruksi setiap 10 tahun sekali. Juga daerah rendah yang ada di jalur irigasi atau jalur air bendungan itu dilarang untuk dibangun pemukiman karena efeknya terasa saat ini.
Saya merasa takjub sama bangunan Masjid yang tidak terkena dampak derasnya arus air yang menyebabkan bangunan collapse alias ambruk. Setiap saya melihat berita mengenai bencana alam, apa itu terjadi Gempa Bumi, Banjir Bandang, Angin Topan hingga Gelombang Tsunami Masjid itu tetap bertahan kokoh. Saya yakin jika Masjid itu dijaga sama Tuhan (Allah SWT) sehingga bencana apapun yang datang tidak akan ambruk ataupun hingga hancur.
Sebenarnya siapakah yang paling bertanggung jawab terhadap bencana jebolnya bendungan situ gintung..?? Menurut saya pribadi yang paling bertanggung jawab adalah pemerintah daerah kabupaten tangerang alias bupati tangerang, mengapa..? karena daerah bendungan situ gintung adalah wilayah daerah kabupaten tangerang, dan bupati adalah pimpinan tertinggi di daerah tersebut yang seharusnya memperhatikan sarana dan prasarana publik. Tapi tidak ada gunanya jika saya menyalahkan pemerintah daerah saja karena perangkat daerah dari bendungan itu banyak sekali, yaitu dinas pekerjaan umum, dinas pengairan, masyarakat setempat dsb. Semuanya harus bekerja sama dan bupati sebagai pimpinan tertinggi mengawasi dan memerintahkan perangkat daerah tersebut.
Sering kita mendengar masalah klasik mengenai pembangunan sarana dan prasarana publik seperti jalan, jembatan dan bendungan yaitu minimnya anggaran untuk membangun sarana dan prasarana publik. Sebenarnya anggaran itu ada dan jumlahnya sangat besar tapi alokasinya kurang tepat, maksudnya pemda itu mempunyai anggaran dalam setiap tahunnya sampai milyaran rupiah tapi penggunaannya bagi sarana dan prasarana publik tidak tepat sasaran. Misal: untuk Jalan dan Jembatan tapi digunakan untuk membangun gedung padahal Jalan dan jembatan adalah fasilitas publik yang setiap hari digunakan.
Saya mengharapkan tidak ada lagi bencana alam buatan manusia seperti situ gintung yang sebenarnya kuncinya ada di manusianya bukan alamnya. Karena bendungan adalah buatan manusia yang digunakan untuk pengairan dan pembangkit listrik yang diperlukan bagi masyarakat banyak.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)

Tidak ada komentar:
Posting Komentar